Jumat, 28 Maret 2014

SAAT MERASA KESAL, BERISTIGHFARLAH

SAAT MERASA KESAL, BERISTIGHFARLAH

Tulisan ini hanya sedikit mengingatkan kita semua bahwa ada satu kekuatan untuk bisa meredam emosi dengan istighfar.Wajar saja setiap manusia kadangkalanya merasa marah atau emosi dengan sesuatu. Namun, orang yang bijak adalah orang yang dapat berdamai dengan rasa marahnya. Bukankah marah hanya akan meninggalkan penyesalan pada akhirnya? Sama sekali tidak ada manfaat dari sifat marah ini, yang kita dapatkan hanya hati yang kian kotor dan bibir yang terus mengucap kata-kata hina.

Nah, jika ingin tenang, lapang dada menerima kesalahan orang lain, maka beristighfarlah. Jika ada satu hal yang kita inginkan namun tidak bisa kita dapatkan, dan kita dibuat kesal karenanya, maka istighfarlah. Ketika ada orang yang coba memancing kemarahan kita, beristighfarlah.
Sungguh hanya dengan meminta ampun kepada Allah lah hati menjadi damai.

Allah berfirman: "Maka aku katakan kepada mereka, beristighfarlah kamu kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, ...." (Qs. Nuh: 10). Dalam Surat Huud Ayat 3, Allah kembali berfirman: "Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobatlah kepadaNya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan ....."

Allah sangat senang kepada hambaNya yang selalu beristighfar memohon ampun padaNya. Dengan begitu Allah memberi pahala yang besar bagi orang-orang yang dapat mengontrol emosinya dengan beristighfar. Untuk itu, mari senantiasa beristighfar agar menjadi tentram dan tidak tidak menjadi temannya setan.

Semoga bermanfaat..

Kamis, 27 Maret 2014

PROLOG


"First writing is quite hard", begitu kata seorang temanku. Itu pula yang aku rasakan sekarang. Ingin menulis, tapi tentang apa? Niat sekali hati ku mengisi blog ini dengan berbagai macam tulisan. Aku tidak berharap banyak dari blog ini. Aku hanya ingin sekedar menulis, menulis lagi, lagi, dan terus menulis. Menulis apapun. Tentangku, tentang hidup, tentang bintang, tentang langit malam.
Ya, menulis adalah kegiatan yang sudah cukup lama kutinggalkan. Tunggu sebentar, mari ku hitung berapa abad aku telah meninggalkan rutinitas yang ku lakukan sejak SMA dulu.. Hmmmm, kurang lebih 10 tahun terakhir aku vakum dari dunia menulis. Kata temanku, aku adalah seorang yang murtad, murtad dari menulis. Aku hanya mampu hasilkan 1 skripsi saja sebagai karya ilmiahku selama 10 tahun belakangan ini. Kalau itu bukan syarat untuk lulus S1, kemungkinan besar aku tak akan menyelesaikannya.
Tak ada lagi jemari yang menari mengukir kiasan kata dalam puisi. Tak ada lagi ide cemerlang yang tertuang dalam cerita. Namun sekarang, kurindukan lagi memainkan jari dengan lentiknya di papan huruf-huruf ini layaknya seorang pianis yang memainkan jarinya di tuts piano dengan sederetan nada yang telah dihafalnya.
Barangkali temanku akan tertawa jika sekiranya membaca tulisanku ini. Tulisan yang tanpa drafting, tanpa mapping. Tulisan yang "entahlah"yang tanpa mengikuti kerangka namun cukup bisa mendeskripsikan mengapa aku muncul di blog. Sederhananya, 4 paragraf ini mampu memberitahu semua orang bahwa itulah alasan mengapa blog ini dibuat.
Terimakasih untuk dua nama yang telah ikut andil memotivasi ku untuk menulis lagi; Slamet Wahyudi Yulianto dan Fauzi Miftakh. Terima kasih juga untuk dosen-dosen ku yang luar biasa yang senantiasa mensugesti ku bahwa menulis itu sangat mudah; Pak Bachruddin Mustapha, Pak Chaedar Alwasilah, dan Bu Emi Emilia. Dan kepada semuanya yang sudah menginspirasi secara tidak langsung.